Ampar Ampar Pisang

Lagu ini sangat erat dengan kehidupan masyarakat tradisional Kalimantan, terutama suku Dayak yang merupakan masyarakat peramu. Bagian pertama yaitu lirik "ampar-ampar pisang, pisangku belum masak, masak sabigi dihurung bari-bari, masak sabigi dihurung bari-bari." Ini menggambarkan orang yang menyusun pisang yang belum matang. Ada satu biji yang matang tetapi dipenuhi bari-bari atau hewan kecil, bermata merah bata, bertubuh kuning-cokelat, dengan cincin hitam melintang di perut. Pisang ini dimaknai sebagai simbolisasi manusia yang tersusun di muka bumi. Pisang yang masak adalah lambang dari manusia yang baik. Ketika manusia baik, maka akan dikerumuni banyak orang.

Pada bait kedua, yaitu "mangga lepak mangga lepok, patah kayu bengkok, bengkok dimakan api, apinya canculupan, bengkok dimakan api, apinya canculupan", dimaknai sebagai nasihat yang berarti sesuatu yang bengkong (kejelekan) pasti akan berbunyi keras. Ini dicontohkan seperti anak yang mencuri pisang. Meski mereka berbohong untuk menutupi tindakannya, hal itu pasti akan terungkap.

Pada bait terakhir atau ketiga, liriknya adalah "nang mana batis kutung dikitip bidawang". Bait ini adalah kesimpulan dari dua bait sebelumnya.Ini menggambarkan pesan agar manusia tidak mencontoh tindakan buruk. Dalam lagu ini digambarkan bahwa hukumannya adalah digigit bidawang atau kura-kura besar.

Ampar Ampar Pisang

Ampar-ampar pisang
Pisangku belum masak
Masak sabigi dihurung bari-bari
Masak sabigi dihurung bari-bari
Mangga lepak mangga lepok
Patah kayu bengkok
Bengkok dimakan api, apinya canculupan
Bengkok dimakan api, apinya canculupan

Nang mana batis kutung dikitip bidawang
Nang mana batis kutung dikitip bidawang

 

Ampar Ampar Pisang

Susun-susun pisang
Pisangku belum masak
Masak sebuah, dipenuhi bari-bari
Masak sebuah, dipenuhi bari-bari

Manggalepak, manggalepok (bunyi dahan/kayu yang patah)
Patah kayu yang bengkok
Yang bengkok dilalap api, apinya hampir padam
Yang bengkok dilalap api, apinya hampir padam

Yang mana kaki buntung, dipotong bulus
Yang mana kaki buntung, dipotong bulus